RESEP-RESEP INSEKTISIDA BOTANI YANG EFEKTIF UNTUK BERBAGAI JENIS HAMA TANAMAN PADI

RESEP-RESEP INSEKTISIDA BOTANI YANG EFEKTIF UNTUK  BERBAGAI JENIS HAMA TANAMAN PADI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  Disusun Oleh :

KELOMPOK  IV  

                                                                            

LAILA NUR MILATI        H0708121

NUNUNG AMBARWATI               H0708133

 

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS  SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

 

 

 

 

Resep-resep Insektisida Botani yang Efektif untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman Padi

 A.  Pendahuluan

Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 – 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, kultur teknis, dan kimia. Pengendalian secara mekanis adalah dengan cara menangkap hama yang menyerang tanaman atau membuang bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit. Pengendalian secara kultur teknis antara dengan pengaturan kelembaban udara, pengaturan pelindung dan intensitas sinar matahari. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida dan fungsida. Sebaiknya penggunaan insektisida dan fungisida pada budidaya tanaman obat dihindari, dikhawatirkan residu bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi senyawa-senyawa berkhasiat obat pada tanaman. Apabila dibutuhkan dapat digunakan insektisida dan fungisida nabati.

Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan alat-alat analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan telah diisolasi dan diidentifikasi bahkan telah disintesis.
Kandungan senyawa-senyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai macam aktivitas biologi pada serangga seperti penghambatan/penolakan makan, aktivitas penolakan peneluran, aktivitas penghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan efek kematian, karena itu bioaktif tersebut dapat digunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah hama kresek, hama penggerek batang, hama wereng, keong dan lain sebagainya. Di sini akan dipaparkan lebih dalam terkait berbagai macam insektisida botani yang digunakan dalam membasmi hama tanaman padi.

B.  Resep Insektisida Botani untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman Padi

1.    Pengendalian Wereng

a.    Bahan buah kecubung dan akar tuba

Buah Kecubung (Datura metel) 2 buah

Akar tuba 1 kg

Pembuatan dan pemakaian :

Buah kecubung dan akar tuba direbus dengan air sampai mendidih, kemudian didinginkan dan disaring.

Setelah disaring, ambil 1 liter dan diccampur dengan 16 liter air

b.   Srikaya (Annona squamosa), Sirsak (Annona muricata), Mulwa (Annona reticulata)

Famili            : Annonaceae

Ordo : Ranunculales (Ranales)

Srikaya, sirsak, dan mulwa banyak terdapat di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis, Amerika Tengah, dan Karibia. Famili Annonaceae memiliki lebih dari 90 spesies dan lebih kurang 8 – 10 jenis buahnya enak dimakan. Tinggi tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa sekitar  4 m. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah asalkan mendapat air yang cukup dan tidak sampai tergenang air.

Bagian Tanaman yang Berguna untuk Insektisida

Bagian tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah biji, daun, akar, dan buahnya yang belum masak. Biji tanaman tersebut lebih beracun daripada daunnya.

Resep Pembuatan Insektisida

Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga mendidih dan dibiarkan sampai air tingga seperempatnya. Sisa cairan tersebut disaring dan diccamour dengan 10 – 15 liter air.cairan ini sudah dapat disemprotkan pada tanaman yang terserang hama. Untuk satu hektar lahan diperlukan 5 – 7,5 kg daun mulwa segar.

Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga menjadi kental kemudian disaring. Larutan diambil 250 – 300 ml. Daun tembakau direbus sebanyak 500 gram daun dalam 1 – 2 liter air selama 45 menit lalu disaring. Selanjutnya ditambahkan 250 cc sisa biogas (cairan keputih-putihan yang terdapat di tempat pembuatan biogas) dan 100 gram terusi (CuSO4). Campurkan semua bahan dengan 60 liter air dan disemprotkan pada tanaman yang terserang hama. Larutan ini dapat digunakan untuk lahan seluas 0,4 hektar.

Sebanyak 2 kg daun mulwa digiling sampai halus kemudian ditambah 500 cc air dan diaduk hingga merata. Selanjutnya disaring dan filtratnya dipisahkan. Ambillah 500 gram ccabai rawit dan direndam dalam air semalam.hari berikutnya cabai rawit digiking atau diblender sampai hancur lalu disaring untuk memperoleh ekstrak. Ambillah 1 kg buah nimba yang telah dihancurkan lalu direndam dalam 2 liter air semalam, kemudian disaring. Keempat ekstrak dicampurkan dengan 50 – 60 liter air dan disaring lagi. Bahan ini sudah siap disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.

Biji mulwa sebanyak 40 gram yang telah dihancurkan menjadi tepung dicampur dengan 1 liter air. Setelah itu disaring dan disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.

Hama yang Dikendalikan

Aphis (bermacam-macam aphis), wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu sisik hijau (Coccus viridis), bermacam-macam ulat, ulat tritip (Plutella xylostella), wereng hijau (Nephotettix virescens), lalat buah laut tengah (Ceratitis capitata), lalat buah asia (Batrocera dorsalis), aphis kentang (Macrosiphum euphorbiae), wereng punggung putih (Sogatella fucifera), kumbang labu merah (Aulachopora foveicollis), kepik hijau, aphis bunga krisan (Macrosiphoniella samborni), dan hama kapas (Dysdercus koeniglii).

c.    Nimba (Azadirachta indica)

Famili            : Meliaceae

Ordo : Rutales

Nimba berasal dari India yang dipakai sebagai obat untuk kesehatan manusia dan sebagai obat insektisida untuk tanaman. Tanaman nimba tersebar di Asia Tenggara, Asia timur, Afrika, Fuji, Mauritius, dan amerika tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah setengah kering dan setengah basah serta dapat hidup di daerah yang curah hujannya kurang dari 500 mm per tahun.

    Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama

Biji

Biji yang akan digunakkan sebagai pengendali hama harus dikeringkan terlebih dahulu sehingga tidak menghasilkan racun aflatoxin yang dapat mengurangi pengendalian hama dan sangat beracun pada manusia. Biji nimba dipanen bila buah sudah masak dan warna buah sudah kuning. Jika buah belum masak penuh maka kandungan azadirachtinnya masih rendah. Untuk mendapatkan buah yang bersih dan masak, buah nimba harus dibiarkan hingga rontok sendiri. Buah nimba yang kootor akan terserang jamur yang menghasilkan aflatoxin.

Daun

Daun nimba dapat diperoleh sepanjang tahun dan dalam penyimpanan tidak perlu dilakukan pengolahan. Zat-zat yang terkandung dalam daun nimbba dapat mengendalikan hama terutama adalah zat azadirachtin A dan B. Selain itu daun nimba mengandung salannin dan meliantriol yang mempunyai efek penolak, dan zat nimbin/nimbodin yang mempunyai efek anti virus. Beberapa zat tersebut  saling menyokong sehingga menimbulkan efek sinergistik.

 

Resep Pembuatan Insektisida

Ekstrak daun nimba

Daun nimba sebanyak 1 kg diekstrak dengan penambahan 5 liter air. Daun nimba dipotong kecil-kecil dan direndam semalam dalam air. Hari berikutnya ekstrak disaring dan diberi larutan sabun setiap cc untuk 1 liter ekstrak sebagai perekat. Untuk 1 hektar diperlukan daun nimba sebanyak 80 kg.

Ekstrak campuran untuk mengendalikan aphis, thrips, tungau, belalang, wereng coklat, ngengat pynggung berlian, dan ulat terowongan daun

Daun nimba (Azadirachta indica), rumput citronela (Cymbopogon nardus), dan kencur (Alpinia galanga) masing-masing 1 kg dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 10 liter air selama satu malam. Selanjutnya larutan disaring dan diencerkan dengan air (perbandingan     1 : 15). Untuk perekat diberi sabun cair. Bila seranganyya hebat, pengenceran dikurangi dan penyemprotan 3 hari berturut-turut. Untuk tanaman padi setiap 15 hari diulangi penyemprotan.

Penggunaan Tepung Biji Nimba

Tepung biji nimba dicampur dengan serbuk gergaji atau tanah liat kering dengan perbandingan 1:1 dan diletakkan di bagian tanaman yang terserang penggerek batang padi. Setiap hektar memerlukan sekitar 6,25 kg tepung biji nimba atau sekitar 12,5 kg campuran biji nimba dan serbuk gergaji. Pencampuran dengan serbuk gergaji dimaksudkan agar tidak terjadi keracunan pada tanaman.

Catatan : jangan menyemprot padi dengan larutan tepung lembaga biji nimba pada periode pembunggan karena bulir padi akan kosong. Disarankan penyemprotan dilakukan 20 – 35 hari sesudah penaburan benih dan disemprot lagi pada waktu bunting, tetapi sebelum penyerbukan.

Hama yang Dikendalikan

Nama Hama Nama Latin
Wereng padi punggung putihWereng coklatWereng hijauUlat tritipUlat terowongan daun jerukUlat tanahUlat grayakTungau

Kumbang badak

Thrips

Hama Kebul

Semut

Penggerak batang pisang

Penggerak batang padi

Lembing

Bubuk beras

Bubuk jagung

Sogatella fucifera NilaparvataNephotettix virescensPlutella xylostellaPhillocnistis citriellaAgrotisspp.Spodoptera lituraTetranychus spp.

Orycetes rhinoceros

Heliothrips spp.

Bemisia tabaci

Semut pada umumnya

Cosmopolites sordidus

Batang padi pada umumnya

Epilachna varivestis

Sitophilus oryzae

Sitophilus zeamais


2.    Pengendalian Penggerek Batang Padi

Bahan :

Daun nimba atau daun tembakau, biji nimba, dan air kencing sapi

Pembuatan dan pemakaian :

  1. Biji nimba kering dan basah ditumbuk halus lalu direndam dalam urin sapi selama 2 minggu.
  2. Ekstrak rendaman diambil dan dicampur dengan air (perbandingan        1 : 8).

3.    Pengendalian Walang Sangit

Bahan :

  1. 10 kg Gadung (Dioscorea hipsida)
  2. 10 kg Jengkol (Pithecellobium lobatum)
  3. 5 kg Pulai (Alstonia scholaris)
  4. 5 kg Pinang (Areca catechu)
  5. 5 kg Brotowali (Tinospora crispa)
  6. 5 kg daun dan buah kecubung (Datura metel)
  7. 3 kg daun Johar (Cassia siamea)
  8. 3 kg daun Gamal (Glirisida sepium)
  9. 0,5 kg kapur sirih

Pembuatan dan pemakaian :

Semua bahan ditumbuh hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam drum yang ada tutupnya. Selanjutnya air sebanyak 100 liter dimasukkan dan ditutup rapat selama 2 – 3 minggu sampai bahan membusuk.

Untuk penyemprotan, cairan diambil dan dicampur air dengan perbandingan 1 : 4.

Cara Lain

Bahan :

  1. 2 kg daun gamal (Glirisida sepium)
  2. 2 kg daun ketepeng kebo (Cassia alata)
  3. 2 kg daun koro (Phaseolus lunatus)
  4. 2 kg daun mahoni (Swietenia mahagoni)
  5. 2 kg Brotowali (Tinospora crispa)
  6. Belerang berbentuk tepung sebanyak 0,25 kg
  7. Kapur berbentuk tepung sebanyak 20 kg

Pembuatan dan pemakaian :

Semua bahan dicampur dengan kapur dan belerang lalu ditumbuk hingga halus dan diaduk hingga rata. Selanjutnya bahan dimasukkan dalam tong yang berisi air dan diaduk hingga terendam dan rata, kemudian dibiarkan selama 1 minggu

Setelah 1 minggu diaduk lagi dan disaring. Ampasnya dapat dipakai sevagai pupuk organik sedangkan ekstraknya dipakai untuk mengendalikan walang sangi di sawah.

Untuk menyemprot hama, larutan ditambah air dengan perbandingan    1 : 3

4.    Pengendalian Keong, Keong Mas, Bekicot, dan Siput

Tanaman Mimosaceae, Papilonaceae, dan Caesalpinaceae banyak mengandung saponin, tanin, alkaloid, dll yang dapat meracuni keong. Tepung tanaman sebanyak 3 gram dimasukkan dalam 300 ml air mendidih selama 2 jam dan airnya selalu ditambah supaya tetap 300 ml (konsentrasi 1%). Ait campuran tersebut dapat meracuni keong pada konsentasi 2 %.

5.    Pengendalian Tikus pada Pertanaman Padi

Lombok rawit (Capsicum fruitescens)

Lombok rawit sebanyak 4 kg dicampur dengan 60 liter air kemudian diaduk hingga rata dan disaring. Cairan lombok rawit telah siap untuk disemprotkan pada tanaman seluas 1 acre (4072 m2).

Pepaya (Carica papaya)

Buah pepaya yang belum masak dipotong kecil-kecil kemudian ditaburkan pada tanaman padi. Zat-zat yang ada pada buah pepaya muda dapat menyebabkan luka pada mulut binatang pengerat (tikus). Untuk    1 Ha tanaman diperlukan buah pepaya sebanyak 13 buah.

Jarak pagar (Jatropha curcas)

Biji jarak dicampur dengan minyak kelapa sebagai umpan untuk tikus. Umpan tersebut mengandung bahan aktif yang beracun.

Gamal (Gliricida sepium)

Daun gamal yang telah diinkubasi diberikan sebagai umpan pada tikus. Glicirida mengandung coumarin yang diubah menjadi dicoumerol oleh bakteri yang menyerupai vitamin A. Bakteri ini dapat mengintervensi peranan fisiologis dari vitamin. Persenyawaan tersebut diubah menjadi antikoagulan yang menyebabkan pendarahan pada tubuh tikus. Daun gamal sebanyak 1,5 g diinkubasi tiga kali sehari selama 6 hari kan penyebabkan pendarahan pada usus, paru-paru, dan limpa pada tikus.

Kangkung (Ipomoea fistulosa)

Daun kangkung direbus dalam air kemudian disaring. Biji canthel direbus dalam ekstrak tersebut kemudian diletakkan di dekat terowongan tikus. Tikus yang memakan canthel tersebut akan mati.

Daun mint (Mentha cordifolia)

Daun mint sebanyak 20 gram direbus dalam air kemudian disaring dan disemprotkan pada tanaman padi. Tikus tidak suka baunya sehingga mereka akan menghindar.

C.  Penutup

Insektisida botani yang banyak ditemukan sekarang ini menjawab tantangan global tentang pencemaran lingkungan dan sekitar. Insektisida botani memanfaatkan tanaman lokal untuk mengendalikan serangga, terutama yang menyerang tanaman padi. Memanfaatkan tanaman lokal dengan resep- resep yang tepat akan membantu petani dalam upaya mengendalikan serangga dan sekaligus mengendalikan pengeluaran petani dalam bidang keuangan. Hemat biaya dan lingkungan tetap terpelihara.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pestisida Nabati. www.xtgem.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011

Lukitaningsih, Dewi. 2008. Insektisida Alami Atau Pestisida Nabati. www.luki2blog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011

Lukitaningsih, Dewi. 2009. Macam- macam Pestisida Alami/ Nabati dan Cara Pembuatannya. www.luki2blog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011

Pracaya. 2008. Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Secara Hidroponik. Kanisius.

Sembel, Dantje T. 2010. Pengendalian Hayati. Yogyakarta. Penerbit Andi